Analisis Kutub Hadis

 

Analisis Kutub al-Hadis adalah salah satu cabang ilmu dalam disiplin ilmu hadis. Ilmu ini berguna untuk menganalisa kitab-kitab hadis, baik dari segi sistematika penyusunannya, kualitas hadis-hadisnya, hingga menganalisa biografi penulisnya. Ilmu ini sangat penting untuk diketahui, terkhusus untuk para akademisi yang menggeluti ilmu hadis agar dapat memahami dengan jelas terhadap kitab-kitab hadis yang dibaca.

Dalam menganalisa sebuah kitab hadis tentu tidak semudah yang kita bayangkan, banyak hal-hal yang harus dikupas tuntas dan diperhatikan dengan baik. Dan tak jarang pertanyaan demi pertanyaan bermunculan. Berikut beberapa pertanyaan terkait analisis kutub hadis beserta jawabannya.

 

1.      Kitab Jami’ shahih Bukhari jumhur ulama menyatakan shahih, namun ada yang menemukan hadis yang dikatakan mu’allaq didalamnya. Carilah contoh hadisnya, kemudian jelaskan tentang mu’allaq dan berikan jawaban terhadap hal tersebut!

Jawab: Secara bahasa muallaq adalah isim maf’ul dari kata ‘alaqa yang artinya terikat dan tergantung. Secara istilah hadis muallaq adalah hadis yang dari awal sanadnya dihilangkan seorang perawi atau lebih, seterusnya sampai akhir sanad. (Dr. Mahmud at-Thahhan, Taysir Musthalah al-Hadis, hal 69) dikutip dari hadispedia.id.

 

Contoh hadis mualllaq dalam kitab shahih bukhori

وقال النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِصَاحِبِ الْقُبْرِ: كَ انَ لاَ تَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ

 

“Rasullah saw bersabda kepada penghuni kubur,”Dahulu dia tidak membersihkan kencingnya”  (Didalam kitab Thaharah, Bab Ma Ja’a Fi Ghusli al-Baul.)

Pada hadis ini imam al-Bukhori tidak menyebutkan rangkaian sanadnya tetapi langsung menyebutkan "waqalannabi", hal inilah yang menjadi indikasi yang  mengatakan bahwa ini adalah hadis muallaq. 

2.      Kitab Tahzib kamal, terdapat penilaian terhadap perawi, seorang perawi biasa dinilai dengan lafadz ta’dil (pujian) yang  berbeda tingkatan pujiannya, jika terdapat lafadz penilaian. Bagaimana penyelesaiannya!

Jawab: Penyelesaian dalm permasalahan ini adalah ,melihat kepada ta’dil itu sendiri yang kemudian disesuaikan dengan lahiriah atau kenyataan yang terlihat pada rawi tersebut dan bukan diada-adakan untuk mengangnkat ketsiqahan rawi tersebut. Karena salah satu yang terpenting dalam ilmu jarh wa at-ta’dil adalah harus bersifat subjektif bukan karena adanya hubungan tertentu dan lainnya. Karena hal ini menyangkut kredilitas sebuah hadis nantinya. (Dr.Nurudddin Itr, Ulumul Hadis, Hal 87)

 

3.      Urutan kitab sunan dalam kutubussittah tidak berdasarkan kitab yang lebih dahulu ada. Kitab sunan Nasa’i yang paling belakang dari segi penulisannya, namun ternyata lebih awal dari segi urutan dibandingkan pendahulunya contoh Ibnu Majah. Kemukakan alasan dalam pengurutan setiap kitab dalam urutan kutubussittah tersebut!

Jawab:  Urutan kitab sunan dalam kutubussittah diurutkan bukanlah dengan berdasarkan kitab yang lebih dahulu ada atau lebih dahulu di tulis. Tapi urutan dalam kutubussittah adalah berdasarkan kualitas hadis-hadis yang ditulis dalam kitab tersebut. Yaitu tidak terlepas menjadi penialian utama adalah banyak hadis shohih didalamnya daripada hadis dhoifnya. Yang tentunya penilaian ini dengan syarat-syarat yang sangat ketat.

 

4.      Musnad Imam Ahmad bin Hanbal memuat banyak sekali hadis yang didalamnya, namun kitab tersebut tidak berada dalam urutan kutubussittah, jelaskan analisisnya!

Jawab:  Kitab Musnad Imam Ahmad bin Hanbal tidak termasuk dalam urutan kutubussittah adalah  karena hadis-hadis yang  dihimpun dalam kitab ini tidak diseleksi kualitasnya dengan ketat oleh penyusunnya terlebih dahulu, sehingga hadis-hadis yang dimuat dalam kitab ini bercampur aduk antara hadis shohih, hasan dan dhoif. Hal inilahh yang  menyebabkan kitab musnad ini tidak termasuk dalam kategori kutubussittah.

 

 

Tulisan ini diperuntukkan memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Analisis Kutub Hadis. Atas semua kekurangan dan kekhilafan dalam tulisan ini, penulis memohon maaf yang setinggi-tingginya. Wallahu’alam Bisshawab

Nama                           : Abdul Ghoni

Kelas                           : IH 7B

Mata Kuliah                : Analisis Kutub al-Hadis

Dosen Pengampu        : Dr. Juli Julaiha Pulungan M.A.

 

Komentar